Layanan

Donasi

Beranda

Donasi

Layanan

Kurban atau Hanya Korban?
 

 

Kurban atau Hanya Korban?

Dipublish pada:

09-Jun-22

“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS. Al-Kautsar [108]: 1-3)

 


Dari ayat ini kita belajar tentang makna panggilan kesadaran seorang hamba kepada Rabbnya. Dari ayat di pula, kita umat muslim diseru untuk mendekat dan menghamba kepada-Nya dengan suatu ibadah bernama salat. Kalau saat ini ibadah tersebut sudah kita lakukan, hal yang selanjutnya diseru adalah berkurban.


 

Istilah berkurban adalah buah dari kepercayaan dan keyakinan atas nikmat yang diberikan Rabb kepada kita. Yang semuanya itu bermuara pada sebuah kata yaitu keimanan. Iman bukan hanya sebuah kata percaya, namun juga disandingkan dengan istilah keyakinan. Mungkin banyak dari kita yang hari ini percaya dengan ayat-ayat-Nya, tapi boleh jadi sedikit sekali yang yakin kepada seruan-Nya.


 

Bersumber dari sejarah kekasih-Nya, Nabi Ibrahim yang menjadi cerita turun-temurun serta selalu diulang ketika bulan Dzulhijjah datang. Di setiap sekolah, madrasah, bahkan di masjid selalu menjadi tema besar yang diangkat para da’i. Namun terkadang cerita ini hanya menjadi cerita biasa yang tak berkesan. Masih banyak dari kita yang ikut menyeru tanpa melakukan seruan-Nya. Ada juga yang melakukan namun masih memilih dengan seadanya, dan sedikit sekali yang menyeru dan melakukan seruan-Nya dengan yang terbaik.


 

Bukankah Nabi Ibrahim melakukan seruan-Nya dengan mengorbankan yang terbaik dan tersayang dari yang ia punya? Satu satunya harapan besar yang harus ia korbankan. Namun seruan ini masih banyak yang menganggap hanya untuk menggugurkan sunnah-Nya, yakni dengan seadanya bahkan ada yang berkurban dengan mencari harga termurah walaupun ia sanggup berkurban dengan yang terbaik. Rasanya hal ini menjadi pengingat diri kita.


 

Bahkan mungkin menjadi ujian bagi mereka yang berkurban dengan yang terbaik tapi masih ingin mendapatkan pujian karena besarnya kurban yang dipersembahkan. Maka mari kita meluruskan seruan ini dengan niat lillahi Ta’ala dan memberikan yang terbaik dalam berkurban. Semoga kurban yang kita berikan bukan karena korban dari pujian atau keterpaksaan dari sebuah status sehingga merusak keikhlasan.


 

Tidakkah kita ingat dengan janji Allah, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba [34]: 39). Maka niatkan dan minta kepada Allah agar di tahun ini diberikan kemudahan menunaikan seruan-Nya dalam berkurban.

 

Daarut Tauhiid (DT) Peduli memberikan layanan kemudahan kepada kita semua dalam menunaikan ibadah kurban di tahun ini. Segera pesan hewan yang terbaik dan jadikan tahun sekarang menjadi ibadah yang terbaik dalam berkurban. Karena sejatinya kita tidak tahu kapan usia ini akan kembali kepada pencipta-Nya.

Ditulis Oleh:

Administrator