Dipublish pada:
Afifah Izzah Kamilah adalah bayi pasangan Makmun Hasanudin (31) tahun dan Elinda Sodikin (21). Anak pertama yang baru berusia 5 bulan ini mengalami bibir sumbing sejak lahir.
Warga asal Kp.Cingcin Permata Indah no 58, RT 002 RW 018, Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung ini sempat resah dengan kondisi putra pertamanya ini. Mereka tak tahu harus kemana membawa anaknya. Belum lagi biaya yang tak sedikit membuat orangtua Afifah semakin gelisah.
Tetapi, akhirnya mereka menemukan secercah harapan saat program klinik gizi Daarut Tauhiid (DT) Peduli hadir di kampungnya.
“Alhamdulillah, melalui program klinik gizi dan penyuluhan di masyarakat, keluarga ini bisa di bantu oleh DT Peduli,” ujar Koordinator Relawan DT Peduli Bandung, pada Jumat (19/9).
Menjelang akhir Agustus, Afifah berhasi dioperasi bibir, hasil kerja sama antara DT Peduli dan Cleft Center di RS Gigi dan Mulut Bandung.
Pasien selanjutnya adalah Wawan Wardani (19). Pemuda asal Jelekong, RT 04 RW 03, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah ini mengalami bocor langit-langit.
Pada 19 tahun lalu, Wawan sempat dioperasi bibir sumbingnya di RSHS, namun keluarga Wawan tidak sanggup melanjutkan operasi lanjutan karena faktor ekonomi sehingga membuat Wawan terbengkalai hingga usianya 19 tahun.
“Padahal Wawan mau belajar ngaji,” ujar orangtua Wawan, Otang (60).
Wawan juga ingin sekali bekerja dan membantu kedua orangtuanya. Sayangnya, kondisinya saat itu membuat Wawan tidak percaya diri dan memilih berdiam diri. Meskipun jarak ke rumah sakit dekat, keluarga Wawan tidak berani membawanya dengan alasan biaya.
“Jangankan untuk ke rumah sakit, biaya sehari-hari saja sulit,” jelas Otang.
Rabu (20/8) lalu, berkat bantuan DT Peduli, Wawan dioperasi di RS Gigi dan Mulut Bandung. Setelah dioperasi, Wawan beristirahat di rumah singgah dan menjalani kontrol rutin.
Saprudin menjelaskan, Operasi bibir dan langit-langit ini merupakan program unggulan DT Peduli dan rutin dilaksanakan setiap bulannya. (Satim/Rie)